MOZAIK ISLAM

Kejayaan Islam di Kota Para Wali, Gresik Punya Cerita..!

AsSajidin.com— Gresik Kota Wali, julukan itu pantas diberikan kepada kota Gresik karena di kota inilah banyak sekali tempat-tempat sejarah dan tempat Makam-makam para wali , anda tau kan wali songo ? di antara sembilan wali tersebut ada dua wali yang makamnya di gresik yaitu Sunan Maulana Malik ibrahim dan Sunan Giri.selain dua wali tersebut ada banyak lagi wali yang tidak masuk dalam jajaran nama wali songo. banyak sekali warga sekitar gresik atau daerah lain yang berkunjung ke kotagresik untuk berwisata religi atau berziarah di makam wali.  langsung saja mengapa kota Gresik banyak wisata religi ? berikut ini wisata-wisata religi di kota gresik yang kaya dengan nuansah Islami sekaligus menjadi bukti betapa kota ini menjadi saksi bisu kejayaan Islam pada masanya :

  1. Makam Sunan Giri

 Sunan Giri di masa mudanya bernama Joko Samudro atau Raden Paku, kemudian diberi julukan oleh Sunan Ampel atau Raden Rachmat dengan nama Ainul Yaqin, merupakan putra dari Syekh Maulana Ishaq dengan putrid Raja Blambangan yang bernama Dewi Sekardadau.Sunan Giri dikenal sebagai salah satu tokoh Wali Songo yang lahir pada tahun 1442 M. Beliau memerintah di Giri Kedaton dengan gelar Prabu Satmoto pada tahun 1487 – 1506 M.

Menurut cerita tutur, Sunan Giri sebagai ulama besar mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap para wali lainnya, terbukti dari peran beliau menjadi hakim dalam perkara Syech Siti Jenar.Sunan Giri wafat pada tahun 1428 saka atau 1506 Masehi dan dimakamkan di atas bukit di dalam cungkup berarsitek sangat unik. Makam Sunan Giri terletak di Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan Kebomas berjarak sekitar 4 Km dari pusat Kota Gresik.Kompleks makam yang ada di puncak Bukit Giri ini berada di tengah-tengah makam keluarga dan masyarakat Giri.Lokasi tersebut dapat dijangkau dengan mudah oleh transportasi umum, dan di kawasan tersebut tersedia lahan parker yang memadai, kios-kios aneka souvenir serta terdapat fasilitas penunjang berupa Masjid Giri.

  1. Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim

Sunan Maulana Malik Ibrahim dilahirkan di negeri Campa (Kamboja) beliau dari keturunan ulama dan penyiar agama Islam dan yang berjasa bagi umat Islam. Sejak kecilnya mendapat pendidikan agama dan da’wah islam dari ayahnya sendiri (BAROKAT ZAINUL ALAM).Demikian juga nenek beliau adalah ulama-ulama dan perintis da’wah Islam dari negeri Arab kemudian ke timur ke negeri-negeri Pakistan, India, Malaysia dan Kamboja, dan menetap di sana adalah DJAMALUDIN AL-AKBAR AL-HUSAINI.

Dari kecil Maulana Malik Ibrahim adalah seorang yang cerdas dan alim serta berwatak mulia dan tabah meskipun dalam usianya yang masih muda, beliau adalah seorang yang bijaksana lagi pula berpandangan jauh.Kemudian sesudah mendapat didikan agama yang tinggi dan tata cara kesopan-santunan dari ayahnya, kemudian pada waktu abad XIII Masehi (801 Hijriah) oleh ayahnya beliau ditugaskan untuk menjalankan da’wah Islam menuju ke Asia Tenggara.

Dengan hati yang tabah beliau dengan kawan-kawannya berangkatlah dengan perahu layer serta membawa barang-barang dagangan untuk bahan perkenalan pada daerah yang akan dikunjunginya. Maka berangkatlah beliau dengan kawan-kawannya dengan perahu layar, melintasi samudra yang luas deburan ombak yang begitu dasyatnya disamping terik matahari yang sangat panas maupun hujan lebat diiringi angin taufan yang keras, namun beliau dalam perjalanan tak pernah mengeluh dan berputus asa bahkan tetap bertekat bulat untuk mencapai maksud dan tujuan satu ialah menjalankan da’wah Islamiyah ke pulau Jawa.

Karena itu segala kesulitan dalam perjalanan yang sangat berat itu beliau anggap ringan saja.Dan akhirnya sampailah tujuannya dipelabuhan Gresik.Justru itulah pelabuhan Gresik merupakan salah satu yang cukup besar pada saat itu di Asia Tenggara dan salah satu Bandar Kerajaan Majapahit.

Permulaan beliau tiba di kota Gresik

Setelah beliau mendarat di kota Gresik dengan kawan-kawannya memilih tempat di sebuah desa di luar kota yang bernama desa ”LERAN” (antara 9 Km sebelah barat kota Gresik).

Maka di desa itulah beliau mulai menjalankan da’wah Islam pada tahun 801 H/ tahun 1392 M. Di samping itu beliau membuka took di desa Romo (3 Km sebelah barat kota Gresik). Dengan memperkenalkan barang-barang bawaannya kepada masyarakat setempat dan ingin juga beliau mempelajari bahasa daerah pada masyarakat di desa itu demi mempermudah dan ingin lancarnya untuk menjalankan da’wahnya.Maka dengan waktu yang singkat saja, beliau sudah dapat menyesuaikan diri pada masyarakat setempat baik dalam menghadiri upacara-upacara perkawinan dan sebagainya. Bahkan beliau menjadi juru perdamaian apabila menemui masyarakat yang berselisih antar sesamanya.Untuk itu beliau terkenal dan disegani oleh masyarakat setempat dan sekitarnya, karena besar kewibawaannya, luhur budinya dengan Taufik dan Hidayah Allah SWT sehingga satu persatu mengenal dan memeluk agama Islam sebagaimana yang diajarkan oleh beliau. Dan sejak mereka itu memeluk agama Islam terlihatlah banyak perbedaan-perbedaan budi pekerti maupun dengan tata cara tentang kebersihan pakaian kalau dibandingkan pada sebelumnya

  1. Makam Nyai Ageng Pinatih                                                                                                                            Nyai Ageng Pinatih merupakan tokoh wanita Islam, karena beliau adalah ibu angkat yang mengasuh dan membesarkan sekaligus mendidik Raden Paku / Sunan Giri.Pada jaman Majapahit, Nyai Ageng Pinatih adalah seorang saudagar kaya yang sangat dihormati oleh Raja, terbukti dari pengangkatannya sebagai Syah Bandar Gresik.Pada umumnya, para peziarah merasa kurang afdhol apabila di makam Sunan Giri tanpa ke makam ibu angkatnya. Makamnya terletak di tengah kota Gresik, tepatnya di Desa Kebungson berjarak sekitar 300 m sebelah utara alun-alun Kota Gresik.
Lihat Juga :  Superqurban, Solusi Ketahanan Pangan Indonesia

Nyai ageng Pinatih wafat pada tahun 1483 M. haul beliau jatuh pada tanggal 12 bulan Syawal. Beliau sangat masyhur (terkenal) sebagai saudagar yang memiliki sejumlah armada kapal sebagai sarana perdagangan antar pulau dan luar negeri

  1. Makam Sunan Prapen
    Sunan perapen adalah penerus dinasi Giri keempat.Menurut cerita tutur, Sunan Prapen adalah seorang pujangga besar penggubah kitab ASRAR yang kemudian digunakan sebagai dasar menyusun Jongko Joyoboyo. Di samping itu beliau juga seorang empu (pembuat keris) yang salah satu karyanya terkenal dengan nama keris Suro Angun-angun.                                                                                                          Pada masa Sunan Prapen inilah Giri mengalami masa kejayaan. Menurut VOC Sunan Prapen sebagai Paus Islam, atau Raja Imam yang mempunyai peran dalam memberikan berkah kepada raja-raja Demak dan Pajang yang baru dinobatkan.

Beliau memiliki pengaruh besar sampai ke Kalimantan, Sulawesi dan Lombok.
Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangonan Kecamatan Kebomas sekitar 400 m  di sebelah barat Makam Sunan Giri, dalam sebuah cungkup berarsitektur unik dengan ukiran bernilai seni tinggi.

Makam tersebut terletak satu kompleks dengan makam penguasa Giri berikut, antara lain:
– Panembahan Kawis Guwo (Putra Sunan Prapen)
– Panembahan Agung (Putra Panembahan Kawis Guwo)

Sunan Prapen wafat pada tahun 1605 M, sedangkan haul Sunan Prapen jatuh pada setiap tanggal 15 Syawal. Keistimewaan makan Sunan Prapen, pada trap jalan menuju makam terdapat sebuah “watu dodok” yaitu batu rata di tengah trap yang diyakini sebagai orang bahwa bagi pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak dapat segera mendapat keturunan apabila duduk berduaan di batu itu. 

  1. Makam Siti Fatimah Binti Maimun

 
Tokoh ini dikenal pula dengan sebutan “PUTRI RETNO SUWARI”. Putra Sultan Mahmud Syah Alam dari Negeri Kamboja ini dengan ikhlas menyediakan dirinya sebagai wanita persembahan untuk mengislamkan  Raja Majapahit yang beragama Hindu.

Lihat Juga :  Kuatkanlah Keyakinanmu Kepada Allah

Menurut data sejarah, Leran adalah pesisir utara Pulau Jawa menjadi tempat pertama bermukimnya para perantauan dari Cina, terbukti adanya sisa-sisa kehidupan Bandar abad 10 – 15 M dengan sebutan situs pasucian. Di desa ini terletak Makam Siti Fatimah Binti Maimun, menurut data archeology merupakan makam Islam tertua di Asia Tenggara.

Model makamnya sangat unik, karena berbentuk cungkup dengan dinding dan atapnya terbuat dari batu putih kuno. Kalaupun arsitektur cungkup makam beliau mirip dengan bentuk candi, konon ceritanya cungkup tersebut memang dibangun oleh Raja Majapahit untuk menebus perlakuannya yang kurang bersahabat terhadap utusan Raja Kamboja, padahal ternyata bermaksud baik.Haul Makam Leran jatuh pada tanggal 15 syawal.

Makam ini terletak di Desa Leran Kecamatan Manyar di tepi jalan Daendeles (jalan pantai utara jawa) berjarak sekitar 7 Km dari sebelah barat laut Alun-alun kota Gresik, sehingga sangat mudah dijangkau dengan transportasi umum.Masjid pertama di desa itu didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim sebagai syiar agama Islam. Masjid tersebut mempunyai keistimewaan dengan adanya kolam tempat berwudlu yang dinamakan PESUCIAN.Sampai sekarang masih dipercaya sebagian orang bahwa airnya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

  1. Raden Santri

Raden Santri merupakan sepupuh Maulana Malik Ibrahim, dan memiliki nama Asli Syajid Ali Murtadlo. Beliau menyebarkan agama islam di jawa Gresik Kuhsusnya,Madura, Bali, dan Ampenan Nusa Tenggara. Beliau adalah tokoh islam seangkatan dan sekaligus kakak Raden Rachmatullah (Sunan Ampel). Beliau merupakan penerus syiar agama Islam di Gresik setelah Maulana Malik Ibrahim. Beliau juga disebut Sunan Gresik dengan GelarROJO PANDITHO ING WUNUT .

Beliau datang ke Jawa menyertai ayahnya bernama Syech Ibrahim Asmorogondi untuk menyebarkan agama Islam. Sekaligus silahtur rohmi ke budehnya , Dewi Condro Wulan/Dwara Wati yang menjadi istri Prabu Kertajaya/Brawijaya. Selama setahun di majapahit, beliau hendak balik ke Campa tapi negeri tesebut sudah hancur dan dikuasai raja Pelbegu dari kerajaan Koci. Berkat saran raja Kerjajaya Raden Santri disuruh menetap di Gresik,

Beliau menikah dengan Rara Siti Taltun atau RA. Madu Retno binti Aryo Baribin dan mempunyai 4 anak bernama Usman Haji (Sunan Ngudung) , Haji Usman, Nyai Gede Tundo, dan Ali Musytar. selanjutnya Usman Haji setelah dewasa meminang putri Tumenggung Wilwatikta dan mempunyai anak bernama Amir Haji /Dja’far Sodiq atau dikenal dengan Sunan Kudus, dan Dewi Sujinah. Haji Usman menikah dengan Siti Syari’at binti sunan Ampel mempunyai anak bernama Amir Hasan (Sunan Manyuran).Sedangkan Nyai Gede Tundo menikah dengan Kholifah Husain (Sunan Kertoyoso) mempunyai anak Kholifah Suhuroh.Selain Rara Siti Taltun Raden Santri juga menikah dengan Dyah Retno Maningjum Binti Arya Tejo.

Raden Santri wafat pada tahun 1317 saka / 1449 M. Makam beliau termasuk kuno kuno yang dikeramatkan . Haul beliau jatuh pada setiap tanggal 15 bulan Muharram. Bertepatan Khoul kakeknya Sayid Jumadil Kubro di desa Troloyo Trowulan Mojokerto.

Mengapa Sayyid Ali Murtadlo / Raden Santri tidak masuk dalam jajaran anggota wali songo? Menurut Drs. H. Muhammad Kholil dalam buku “PUNJER WALI SONGO” tahun 1403 disebutkan Raden Santri mendarat Gresik Beliau melanjutkan perjalanan karena mendapat tugas mensyiarkan Islam wilayah Madura, Bali, lombok dan Nusa Tenggara. Beliau kembali ke Gresik setelah berhasil mengIslamkan daerah daerah tersebut yang masyarakatnya semula kental suasana Budha dan Hindhu.Pada 9 April 1419 Syech Maulana Malik Ibrohim Wafat, beliau menggatikan peran Maulana Malik Ibrohim sebagai imam penyebaran Islam di Gresik.Makam Raden Santri terletak di utara aloon aloon kota Gresik, tepatnya di Jalan Raden Santri, kelurahan Bedilan di belakang kantor Badan Lingkungan Hidup kabupaten Gresik. Kondisi makam yang bersih dan asri tidak terlepas dari peran aktif bapak Muhammad Syahroni selaku Juru kunci, yang tinggal di kelurahan Bedilan gang Doro. Beliau selalu membersihkan dan merawat lingkungan makam Walliyullah ini dengan keikhlasan dan kesabaran.

 

BERITA LAIN
Close
Back to top button