Larangan Membakar Hutan dan Lahan dalam Pandangan Alquran
AsSAJIDIN.COM — Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk dapat dimanfaatkan manusia sebagai makhluk Allah yang diberikan akal dan pikiran untuk menikmati dan mengelola, serta melestarikannya.
Firman Allah tentang penciptaan kekayaan alam untuk kemakmuran umat manusia, S. Al Baqarah: 29 Artinya: “Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”
Selanjutnya, di dalam Alquran juga terdapat Firman Allah tentang pemberian kemudahan bagi umat manusia untuk mengambil manfaatnya, Quran Surat. Al Jatsiyah: 13
Artinya “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”
Di balik semua itu, Allah melarang keras manusia merusak lingkungan. Firman Allah tentang larangan merusak lingkungan , S. Al ‘Araf: 56 yang Artinya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut(tidak diterima) dan harapan (akan dikabulkan), sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”
Tentang musibah kebakaran lahan dan hutan serta musibah kabut asap, Allah pun sudah mengingatkannya. Ini semua tak lepas akibat dari tangan manusia.
Firman Allah tentang musibah (kebakaran dan kabut asap) disebabkan tangan manusia, S. Asyuuraa: 30
Artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar(dari kesalahan-kesalahanmu)”
Firman Allah tentang wajib mematuhi peraturan yang ditetapkan pemerintah tentang larangan membakar hutan untuk kemaslahatan manusia, S. An Nisa: 59
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan Ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (SunnahNya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah, dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Wallahualam bishawabi. (*/Sumber: agamadanekologi.blog.spot)