Mengapa Setelah Shalat Istisqa, Hujan Belum Juga Turun?

ASSAJIDIN.COM — Sudah banyak shalat istisqa’, mengapa setelah shalat istisqa’ hujan tidak kunjung datang? Itu pertanyaan orang dalam suasana kemarau seperti sekarang ini. Kita semua memohon agar diturunkan hujan yang bermanfaat untuk menghilangkan bencana asap yang sekarang dirasakan sebagian masyarakat Indonesia terutama di Kalimantan dan Sumatera.
Inti dari istisqa’ adalah minta hujan, dengan cara berdo’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla, agar Dia menurunkan hujan untuk kita atau lingkungan di sekitar kita.
Sebagaimana umumnya do’a, terkadang segera Allah kabulkan dan terkadang Allah tunda dalam mengabulkannya. Jika do’a itu benar-benar tidak dikabulkan, ada banyak sebab yang menjadi penghalangnya.
Doa Pak Imam Gak Mustajab?
Ini salah satu komentar miring (sebagian) masyarakat awam, ketika mereka melakukan shalat istisqa’ namun tidak langsung turun hujan. Mereka menganggap do’a Pak Imam kurang mustajab. Mereka menyudutkan Pak Imam yang kurang soleh, sehingga doanya tidak manjur??
Subhanallah… apa salah Pak Imam ketika Allah tidak mengabulkan do’anya pada saat shalat istisqa’?, Bukankah Pak Imam hanya manusia biasa yang tidak bisa mengabulkan do’a dan tidak bisa mengendalikan do’a?.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri ada di antara do’a beliau yang tidak dikabulkan.
Apalah artinya ketika Pak Imam sudah serius berdo’a namun makmum masih bergelimang maksiat.
“Kami sudah shalat istisqa, mengapa belum dikabulkan?”. “Sudah banyak yang shalat istisqa’, mengapa Allah belum menurunkan hujan?”. Kita perlu memahami, ternyata semacam ini adalah ungkapan isti’jal (terburu-buru) yang itu penyebab tertahannya do’a.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى
“Do’a kalian akan diijabahi selama tidak terburu-buru, dia mengucapkan: “Aku telah berdo’a, namun belum diijabahi do’aku.” (HR. Bukhari 6340 & Muslim 7110)
Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
« لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ قَالَ « يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ ».
“Do’a seorang hamba senantiasa akan dikabulkan selama dia tidak memohon dosa, memutus silaturahmi dan tidak tergesa-gesa.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, ‘Apa arti tergesa-gesa (dalam berdo’a)?’
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Orang yang berdo’a itu mengatakan, ‘Saya telah berdo’a. Dan saya benar-benar telah berdo’a, tetapi Allah tidak mengabulkan do’aku.’ Kemudian dia putus asa dan berhenti berdo’a.” (HR. Ahmad 13349 & Muslim 7112)
Sekalipun anda sudah shalat istisqa’, jangan putus asa ketika Allah tidak menurunkan hujan. Bisa jadi Pak Imam sudah serius berdo’a, tapi makmum gak serius meminta. Bisa jadi sikap makmum menjadi penghalang do’a istisqa’ dikabulkan.Allahu a’lam. (*/Sumber : konsultasisyariah.com/diasuh Ustadz Ammi Nur Baits)