KELUARGA

Dosa Ini Bisa Jadi Menjadi Penghalang Datangnya Rezeki

 Oleh: H. Emil Rosmali I Pimpinan Umum AsSAJIDIN.Com

Seringkali hati bertanya, sesungguhnya apa yang menyebabkan datangnya bencana dan munculnya kerusakan serta hadirnya malapetaka pada diri atau kaum di sebuah negeri, maka jawabannya adalah karena kesalahan atau dosa-dosa yang mereka perbuat sendiri.

Jelas sekali, apa yang dikatakan oleh Allah SWT dalam firmannya, bahwa sesungguhnya , “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu – dosamu ).  (QS. As Syura: 30)

Ustadz H. Umar Said dalam sebuah kajian di Majelis Mesjid Al Furqon Palembang beberapa pekan lalu, mengatakan bahwa seringkali kita masih bertanya-tanya, mengapa bencana dan malapetaka serta musibah ini datang bertubi-tubi, seolah tak berhenti. Hadir dengan silih berganti menimpa diri atau umat ini negeri ini.

Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali karena sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau  Allah hendak mengangkat derajatnya (kepada suatu derajat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya)” (Tafsir Al-Baghawi: 4/85)

*Dosa Besar*

Kendati demikian, kita harus menyadari bahwa ada musibah, ada malapetaka dan berbagai bencana, telah ditetapkan Allah sebagai sebuah kesalahan atau dosa-dosa yang diperbuat manusia itu sendiri. Sekalipun bahwa musibah itu adalah cara Allah untuk menghapus dosa-dosa kita.

Adakalanya kita tidak menyadari semua itu, sehingga perbuatan dosa masih saja terus berlangsung. Masih saja perbuatan jahat terus dilakukan oleh kita yang bisa menyakiti diri sendiri atayu orang lain.

Jangankan berbuat tidak baik, bahkan pengingkaran atas nikmat Allah juga merupakan dosa besar, padahal segala hal yang ada dalam hidup kita merupakan karuniaNya, tapi kita justru menyatakan nikmat tersebut sebagai hasil dari kecerdasan kita sendiri, atau hasil dari usaha keras yang kita lakukan.

Maka tak heran jika Allah menimpakan bencana pada orang-orang yang kufur nikmat seperti ini.“Mereka mengetahui nikmat-nikmat Alloh, (tetapi) kemudian mereka meningkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir,” (QS. An Nahl: 83).

Lihat Juga :  Pengertian Ghibah, Dalil dan Segunung Dosa Bagi yang Melakukannya

Dosa akibat kufur ini bisa mengakibatkan Allah menurunkan kelaparan dan ketakutan pada sebuah negeri; ”Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; …“Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat,” (QS. An-Nahl: 112)

Dosa berbuat zalim Allah telah berjanji takkan pernah membinasakan sebuah kota melainkan disebabkan penduduk kota tersebut dalam keadaan melakukan perbuatan zalim yang sifatnya masif.  “Dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman,” (QS. Al Qhashash: 59)

Demikian pula sebuah negeri yang penduduknya banyak berbuat zalim, maka Allah akan menimpakan azab yang pedih dan keras, entah berupa bencana alam ataupun bentuk azab lainnya. “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras,” (QS Huud:102)

Dosa orang-orang yang hidup mewah namun melakukan kedurhakaan. Berhati-hatilah jika kita termasuk ke dalam golongan yang Allah berikan kesempatan untuk merasakan hidup mewah di sebuah negeri, karena jika kita melakukan kedurhakaan pada Allah, maka hal tersebut dapat menjadi alasan bagi Allah untuk menghancurkan negeri tersebut sehancur-hancurnya.

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya,” (QS. Al Isra’ : 16)

Hal ini dikarenakan Allah menjanjikan untuk melimpahkan rezeki dari langit dan bumi untuk penduduk negeri yang beriman dan bertaqwa padaNya. Namun Allah juga telah memperingatkan akan membalas dengan siksa atas perbuatan buruk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah.“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,” (QS. Al-A’raaf : 96)

Lihat Juga :  Awas, Dosa-dosa Kita Bukan Terhapus, Malah Tambah Besar, ini Tanda-tandanya

Dosa melakukan perbuatan zina dan memakan riba secara terang-terangan. Saat ini perbuatan zina sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan, di mana perempuan-perempuan menjajakan dirinya di sosial media, auratnya disingkap untuk menarik perhatian laki-laki. Juga makin maraknya foto dan video porno yang direkam sendiri oleh para pelaku zina, dengan tujuan disebarluaskan ke khalayak ramai.

Naudzubillah. Padahal zina secara terang-terangan merupakan perbuatan keji dan penyebab datangnya bencana untuk suatu kaum.<br><br>“Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima hal yang jika kalian terjatuh ke dalamnya –dan aku berlindung kepada Allah supaya kalian tidak menjumpainya- (niscaya akan turun kepada kalian bencana): (1)Tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya,” (HR. Ibnu Majah)

Demikian juga dengan suburnya riba, seolah-olah kaum di negeri tersebut telah rela diazab jika mereka berzina dan memakan riba secara terang-terangan. “Apabila perbuatan zina dan riba sudah terang-terangan di suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah rela terhadap datangnya adzab Allah untuk diri mereka,” (HR. Hakim).

Selanjutnya, bencana banjir dan longsor akan datang pada orang-orang yang sibuk mengumpulkan harta haram yang diperoleh dengan cara yang tidak benar. “Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor),” (HR. Al-Baihaqi).

Sahabat, semoga kita tersadar bahwa bencana yang menimpa suatu kaum sangat mungkin disebabkan dosa-dosa yang dikerjakan oleh kaum itu sendiri. Maka semoga kita tidak termasuk orang-orang yang menjadi penyebab turunnya bencana di negeri ini.(*)

 

Back to top button