Ketua IPNU Sumsel: Jangan Lagi Ada Kezaliman dalam Masa Orientasi Sekolah
AsSAJIDIN.COM — Masa Orientasi Sekolah (MOS) merupakan ajang untuk perkenalan dan juga ajang menjalin tali silaturahmi bagi siswa yang baru dengan siswa yang lama dan juga lingkungan sekolah baru.
Hal ini diungkapkan Ketua Wilayah IPNU Sumsel, Arip Frawita, S.Psi saat diwawancarai, senin (29/07/2019).
Arip mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan permasalahan MOS yang terjadi di SMA Taruna Nusantara Palembang beberapa waktu yang lalu yang mengakibatkan ada korban jiwa dalam pelaksanaan MOS tersebut. “Sangat disayangkan hal itu terjadi, karena pada hakikatnya MOS itu adalah waktu atau masa untuk mengenalkan siswa baru terhadap lingkungan sekolah, baik dengan pimpinan sekolah, guru pengajar, fasilitas yang ada dan tak kalah penting adalah pengenalan terhadap organisasi yang ada dalam ruang lingkup sekolah,” katanya.
Lanjutnya, dari segi agama sendiri jelas MOS ini diartikan sebagai ajang untuk menjalin silaturahmi. “Dari agama jelas MOS ini adalah ajang untuk silaturahmi, saling mengenal satu sama lain, atau bisa di sebut sebuat tasyakuran karena ada bertambahnya keluarga baru dalam lingkup sekolah itu,” ujar Arip.
Arip menjelaskan, kejadian MOS yang di SMK Taruna ini menandakan ada hal yang perlu di evaluasi dalam setiap pelaksanaan Mos apalagi sampai merengut nyawa siswa barum “Kegiatan MOSdi SMK Taruna ini dapat memberikan ketakutan tersendiri bagi siswa baru untuk mengikuti MOS, padahal MOS ini penting karena sebagai ajang silaturahmi dan juga untuk memperkenalkan lingkungan yang baru kepada siswa-siswa barunya,” ungkapnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, kejadian MOS SMK Taruna yang mengakibatkan ada korban jiwa tersebut dinilai akibat sangat lemahnya pengawasan dari pihak sekolah dalam kegiatan yang dilakukan oleh kepanitian Mos. “Ya, terutama kelemahan pengawasan dari guru bagian kesiswaan. Untuk itu saya berharap agar kejadian ini tidak terulang kembali di Kota Palembang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya” ungkap Arip.
Arip menambahkan, lembaga pendidikan untuk memberi pengetahuan bukan penghakiman atau penzaliman. Salah satu hadist nabi menyebutkan “………….Artinya: “Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi” (HR Tirmidzi),” katanya. (*/sumber:sibernas/MN)