Kejar Dunia Jangan Lupakan Akhirat

ASSAJIDIN.COM PALEMBANG — “ Allâh Azza wa Jalla telah menggariskan bahwa kehidupan umat manusia bukan hanya sekali, namun dua kali. Kehidupan dunia yang fana sebagai awal dari kehidupan akan berkelanjutan dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi. Oleh karena itu, tinggal bagaimana kita menjalani dan menentukan langkah keseimbangan dalam menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat, ” begitu kata Evecutive Vive President Divre III Palembang Mochamad Purnomosidi yang diwakili oleh Mulyono, Ketua Masjid BKM Baitul Muttaqien PT Kereta Api Indonesia Divre III Palembang dalam sambutannya membuka kajian rutin, Jumat, (26/4/19).
Saat ini kata dia, PT Kereta Api Indonesia (PTKAI) Divre III mengemban tugas berat dalam menjalankan tugasnya sebagai angkutan jasa, baik angkutan manusia maupun barang. Oleh sebab itu, PT KAI selalu berkomitmen untuk menterdepankan keselamatan penumpang dan juga karyawan yang bertugas dilapangan.
“ Kajian rutin seperti ini, memang sengaja kami lakukan sebagai wujud memohon keterlibatan Allah Azza wa Jalla dalam membantu misi PTKAI mengemban amanah berat ini. Kami berharap melalui serangkaian kegiatan positif seperti hafalan Al Qura’an dan berbagi sedikit rezeki kepada mereka yang membutuhkan, dapat menghindari hal-hal yang tidak di harapkan,” ujarnya.
Seperti yang kita ketahui lanjutnya, bahwa di dunia ini banyak ditemukan pasar, tempat orang mengais kesuksesan di dunia. Dan tentunya ada pula pasar-pasar akhirat, tempat menaburkan benih-benih pahala. Karenanya tidak layak bila kesibukan mewujudkan sukses di dunia, melalaikan kita dari akhirat.
“ Melalui kajian rutin setiap bulannya ini, kami mengajak kepada para karyawan khususnya dan masyarakat sekitar untuk bersama-sama menjalin silaturahmi. Yang terpenting dari itu adalah kita bisa sedikit belajar untuk memahami betapa pentingnya akhirat sesudah kehidupan di dunia. Terlalai kita dari akhirat karena sibuk menumpuk dunia berarti sengsara selamanya menanti, tentu kita tidak ingin hal itu terjadi,” ungkapnya.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “ Semoga kesengsaraan menimpa para pemuja dinar, dirham, dan baju sutra (harta kekayaan), bila diberi ia merasa senang, dan bila tidak diberi, ia menjadi benci. Semoga ia menjadi sengsara dan terus menerus menderita. Dan bila ia tertusuk duri, semoga tiada yang sudi mencabut duri itu darinya. [HR. Bukhâri]
Sebaliknya, lalai dari dunia karena sibuk membangun akhirat berarti sukses di dunia akhirat. Hal tersebut di ingatkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam QS: at Thalâq/65:2-3 yang terjemahannya : “ Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allâh, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allâh, niscaya Allâh akan mencukupinya. Sesungguhnya Allâh (berkuasa untuk) melaksanakan urusan yang dikehendakai-Nya. Sesungguhnya Allâh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap urusan.”
“ Melihat penjelasan diatas, sekarang terserah kepada kita, ingin sukses dunia akhirat atau sengsara selamanya, walau hidup di lumbung harta benda.Oleh karena itu, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebajikan. Kejar dunia tapi jangan lupakan akhirat, sebaliknya ingat akhirat jangan kita sia-siakan dunia,” tuturnya.
“ Bahkan, Ali Radhiyallahu anhu berkata : Kehidupan dunia bergegas menjauh, sedang akhirat kian mendekat, dan masing-masing memiliki pengikut, maka jadilah pengikut akhirat, serta janganlah engkau menjadi pengikut dunia. Karena sejatinya sekarang ini adalah waktu untuk beramal tanpa ada hisab, sedangkan esok (di akhirat) adalah waktu hisab dan bukan beramal. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 8/155]. Begitulah pentingnya menjaga keseimbangan hidup, “ urainya.
Editor : Jemmy Saputera