Uncategorized

Ramadhan Tahun ini Diperkirakan Genap 30 Hari

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 6 Mei 2019

PALEMBANG, AsSAJIDIN.COM — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumsel menetapkan 1 Ramadhan 1440 Hijriah jatuh pada hari Senin, 6 Mei 2019. Penetapan tersebut berdasarkan hitungan hisab Ramadhan dan berdasarkan ijtimak jelang Ramadhan 1440 H yang kemudian akan terjadi pada hari Ahad Kliwon, 5 Mei 2019 pukul 05.48.25 WIB.

Muhammadiyah menyebutkan pada saat itu tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta hilal sudah berwujud.

Ketua PW Muhammadiyah Sumsel, Prof Dr Romli mengatakan, Muhammadiyah selalu menghitung bulan Komariah setiap bulan, dan khusus Ramadhan memang istimewa termasuk penetapan Syawal.

“Kesimpulan dari hasil hisab, maka PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1440 Hijriah jatuh pada Senin, 6 Mei nanti. Lalu satu Syawal atau Idul Fitri pada Rabu, 5 Juni 2019,” ujar Prof Dr Romli Prof Dr Romli saat memperlihatkan Maklumat 1 Ramadhan di Sekretariat PWM Sumsel, Senin (15/4/2019).

Kata dia, perhitungan ini diprediksi sama dengan penetapan dari pemerintah dan kemungkinan masuknya sama dan akhirnya juga sama. Sehingga diprediksi baik Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini antara Muhammadiyah dan pemerintah sama.

Lihat Juga :  Remaja 12-17 Tahun Sudah Bisa Divaksin, Syarat Belajar Tatap Muka

“Puasa tahun ini genap berjumlah 30 hari karena ada penggenapan di bulan Syaban,” jelasnya.

Ia menambahkan, apabila terjadi kesamaan maupun perbedaan hitungan dengan pemerintah tetap tidak boleh mempengaruhi jalannya ibadah umat Muslim di bulan suci tersebut. Karena bisa saja terjadi secara kebetulan hitungannya dengan metode berbeda namun hasilnya sama sehingga penetapannya pun sama.

“Tetap jalankan ibadah dengan kekhusyukan, mari ramaikan masjid dengan sholat lima waktu dan tarawih berjamaah. Jangan sampai ada masyarakat tidak riang gembira menyambut bulan Suci yang dulu selalu dinantikan Nabi Muhammad SAW,” ajaknya

Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan majelis Tarjih dan Tajdid PWM Sumsel Drs Sunaryo, MH, menambahkan, penetapan ini berdasarkan hasil hisab wujudul hilal yang dipedomani oleh majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

“Penghitungan ini sebenarnya rutin dikerjakan sepanjang tahun dan tiap bulan dihitung. Yang namanya hisab Haqiqi penghitungan setiap menit. Kalau lewat kurang satu derajat tidak dihitung, tapi kalau lewat satu derajat sudah dihitung,” terang Ahli Alfalaqi ini.

Lihat Juga :  Program Rumah Tahfidz, Jangan Sampai Tumpang Tindih Juga Jangan Hanya Dibentuk tapi Harus Di-suport

Secara garis besarnya ada beberapa metode yang digunakan untuk penghitungan ini. Pertama Rukyatul Hilal, nantinya pada tanggal 29 Syaban kalau hilal terlihat pada magrib maka tiba waktunya Ramadhan. Kedua yaitu Hisab Haqiqi Wujudul Hilal, pertama tanggal 29 Syaban sudah terjadi ijtimak pada bulan dan matahari yang berada 1 garis lurus.

“Muhammadiyah mengambil pemahaman, jika ijtimak sebelum matahari tenggelam. Lalu saat saat matahari terbenam, jadi posisi bulan di atas wukuf,” ungkapnya.

Sedangkan kalau melihat pemerintah menganut sistem perhitungan Qomariyah ketinggian hilal 2 derajat, dan ketiga usia bulan.

“Perhitungan Hisab ini bisa ditentukam hingga 2025, beda dengan Rukyat harus satu hari sebelum. Sehingga pada 2023 kemungkinan nanti 1 Syawal kita (Muhammadiyah-red) lebih cepat satu hari dan 2024 nanti, 1 Ramadhan nya yang lebih cepat,” pungkasnya.(*)

Penulis: Zahid Blandino

Back to top button