MOZAIK ISLAM

Jodoh tak akan Pernah Tertukar, Bekal Bagi yang Belum berkeluarga

ASSAJIDIN.COM —  Kajian Dhuha di Masjid Al Aqobah Pusri, Ahad 10 Maret 2019 cukup mendapat perhatian jemaah. Pembahasan memberikan pembekalan terhadap remaja baik putra maupun putri yang belum berkeluarga.

Ahmad Zaky Luthfi

“Tujuan kami memberikan pembekalan ini agar para remaja muslim baik putra maupun putri mempunyai modal kuat untuk mencakupi rumah tangga Harmoni, Sakinah, Mawaddah dan Warohmah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SWT,” kata Panitia Pelaksana Ahmad Zaky Luthfi di Masjid PT Pusri Palembang, dibincangi assajidin.com d sela kegiatan.

Ia mengaku acara pembekalan ini tidak hanya khusus oleh para remaja dan sekitaran Pusri saja tetapi terbuka untuk umum.

Lihat Juga :  Mudik Tetap Aman dan Nyaman dari Ancaman Covid-19, Begini Tips dan Kuncinya

Menurutnya pembekalan ini diajarkan dimulai dari pembekalan menikah hingga sampai di akhir modul bagaimana bisa mendidik anak juga.

Ada satu Firman Allah SWT : lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. “Untuk itu pembekalan diri sendiri ini harus mempunyai ilmu, ibadah dan olahraga, sehingga menjadi pribadi yang baik baik laki laki maupun perempuan” ujarnya.

Ahmad menjelaskan kajian dhuha dilakukan konsisten setiap minggu kedua dan keempat setiap bulan dengan tema berbeda beda. Ia. menyemangati  khusus remaja jangan pernah takut karena jodoh kita tidak akan tertukar satu sama lain karena Allah sudah menentukan semuanya.

Lihat Juga :  Prof H Yuwono Ajak Kaum Muslim Gunakan Akal, Cerdaslah dan Pahami Alquran

“Teruslah untuk menghadiri majelis taklim, karena tidak cukup mengkaji mellaui hape atau medsos maupun yang lainnya, ini merupakan pesan dari Rasulullah Saw,” katanya.

Ustad Prof Dr dr Yuwono Biomed

Sementara itu pemateri di dalam kajian dhuha Taaruf til Jannah uUstad Prof Dr dr Yuwono Biomed yang juga sekaligus Dirut, Rumah Sakit Pusri Palembang mengatakan pentingnya  pemahaman yang benar bagi para pemuda dan pemudi Islam sesungguhnya pernikahan ini suatu keniscayaan Islam.

“Yang artinya keniscayaan itu bukan sesuatu yang mustahil karena Allah sudah menjamin tinggal kita mau atau tidak ini harapan pertama supaya mereka paham,” tutupnya.(*)

penulis : Deni Wahyudi

Back to top button