Menelaah Pentingnya Kesadaran Orangtua Akan Pendidikan

Oleh: Ir Syalamah MP
[ Kepala Bagian Kepegawaian dan Litbang SIT Al Furqon Palembang ]
ASSAJIDIN.COM – Semua negara di dunia sudah pasti akan mempersiapkan generasinya untuk memperoleh pendidikan yang baik lagi mampu mendukung nilai-nilai akhlak bagi masyarakatnya terutama generasi muda. Indonesia tentu demikian juga. Entah membuat sistem yang lebih baik dari hari ke hari, atau sekadar membuat proyek ‘ajar anak-anak’ bukanlah sebuah persoalan.
Peran orang tua dalam perkembangan anak sangat penting. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pencapaian pelajar meningkat jika orang tua mengambil peran aktif dalam pendidikan anak-anak mereka.
Salah satunya ditunjukkan oleh hasil penelitian Harvard Family Research Project’s (HFRP) yang memperlihatkan bahwa keterlibatan orangtua memiliki kaitan erat dengan hasil prestasi anak. Penemuan ini secara konsisten telihat, pada indikasi-indikasi kesuksesan anak, apakah itu nilai, skor tes yang memiliki standar, atau metode pengukuran lain termasuk penilaian guru.
Itulah sebabnya sekolah yang baik adalah sekolah yang memberikan tempat bagi orang tua untuk ikut terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka. Bagaimana orang tua anak melibatkan diri adalah faktor kunci dalam meningkatkan prestasi anak dan juga menjaga kedewasaan mentalnya.
Menurut penelitian di Vanderbilt University, keterlibatan orang tua bukan hanya proses yang statis tapi berlangsung sepanjang waktu dan sangat dinamis. Selain orang tua, sekolah, anak-anak dan lingkungan sosial juga secara bersamaan memegang peranan penting dalam proses ini.
Dalam kesadaran system pendidikan, orang tua sudah menjadi sebuah sistem yang terprogram untuk memberikan pendidikan kepada anak bangsa ini, yang tak kalah hebatnya adalah kaum ibu dan kaum ayah yang sadar untuk memberikan pendidikan agama bagi anak-anak mereka setidaknya dalam kurun waktu masa play group, TK dan tingkat SD di sekolah-sekolah Islam.
Ini merupakan sebuah kesadaran yang amat tinggi yang dimiliki ibu dan ayah Indonesia saat ini. Lihatlah di semua daerah, baik kota maupun desa, seperti menjadi sebuah kesepakatan, anak usia sekolah hingga menamatkan SD.
Mereka juga ada yang memilih sekolah Islam. Sehingga sekolah Islam pun makin bertambah jumlahnya, hingga yang ditujukan kepada anak yang dari kalangan menengah ke bawah sampai kalngan mampu sekolah di Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang cukup mahal.
Tentu sebagai sekolah Islam yang memberikan pendidikan Islam, tujuannya memberikan bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam yang berkalitas.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Menurut Hasan Langgulung yg dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :Menyiapkan generasi muda yang dapat memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa datang, yang erat kaitannya dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
Memindahkan ilmu pengetahuan dari generasi tua kepada generasi muda.Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakaant yg menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat yang memiliki peradaban dan moralitas tinggi.Mendidik anak agar beramal di dunia ini utk memetik hasil di akhirat kelak.
Mukhtar Bukhari yg dikutip oleh Halim Soebahar dalam sebuah buku soal pendidikan Islam, mengatakan pendidikan Ialam adalah seganap kegiatan yg dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa dan keseluruhan lembaga-lembaga pendidikan yang mendasarkan program pendidikan atau pandangan dan nilai-nilai Islam (2002: 12).
Lalu, As-Sunnah ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan Rasulullah, merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yang juga sama berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa.
Setelah memahami tujuan pendidikan Islam ini, tentu demikian besarnya permahaman dan perhatian kalangan ibu dan ayah Indonesia untuk memberikan kesempatan yang luas bagi anak-anak Indonesia untuk memberikan pendidikan agama Islam dengan harapan akan menjadikan generasi Islam tidak terputus hanya sampai hari ini saja.
Adanya harapan untuk menggapai wujud nyata bagi terciptanya anak-anak Indonesia yang beragama dan memiliki nilai akhlak serta moralitas yang tinggi diantara peradaban yang makin rendah belakangan ini. Dan juga – anak-anak- akan dapat mempertahankan diri dari godaan gilasan budaya barat yang terus ditransformasikan oleh kalangan liberalis yang tak pernah mengabaikan dampak buruk terhadap bangsa-bangsa.
Peran orang tua dalam perkembangan anak sangat penting. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pencapaian pelajar meningkat jika orang tua mengambil peran aktif dalam pendidikan anak-anak mereka.
Salah satunya ditunjukkan oleh hasil penelitian Harvard Family Research Project’s (HFRP) yang memperlihatkan bahwa keterlibatan orangtua memiliki kaitan erat dengan hasil prestasi anak. Penemuan ini secara konsisten telihat, pada indikasi-indikasi kesuksesan anak, apakah itu nilai, skor tes yang memiliki standar, atau metode pengukuran lain termasuk penilaian guru.
Itulah sebabnya sekolah yang baik adalah sekolah yang memberikan tempat bagi orang tua untuk ikut terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka. Bagaimana orang tua anak melibatkan diri adalah faktor kunci dalam meningkatkan prestasi anak dan juga menjaga kedewasaan mentalnya.
Menurut penelitian di Vanderbilt University, keterlibatan orang tua bukan hanya proses yang statis tapi berlangsung sepanjang waktu dan sangat dinamis. Selain orang tua, sekolah, anak-anak dan lingkungan sosial juga secara bersamaan memegang peranan penting dalam proses ini. (*)