Fenomena Remaja Zaman Now, Beli Kuota Internet Rp 100 Ribu/Bulan Masih Kurang, Biasakan Juga Sisihkan Dana untuk Bersedekah
AsSAJIDIN.COM — Tidak bisa dipungkiri bahwa pengunaan paket data internet sudah menjadi kebutuhan primer. Apalagi untuk kalangan remaja zaman now. Pembelian paket internet harus dianggarkan dalam pengeluaran setiap bulannya.
Tak heran, penjualan paket internet ini tak ada matinya, laris manis bak kacang goreng. Seperti diakui Yudi (34) pemilik counter di Jalan Depaten Lama Palembang. Counter penyediaan data internet dari berbagai provider tak pernah sepi pembeli. ” dalam kurun waktu satu bulan pelanggan internet rata-rata bisa mengonsumsi 143MB yang membeli di sini,” katanya saat dibincangi Sabtu (12/1/2019) lalu.
Untuk harga kuota internet itu sendiri bervariasi mulai dari Rp 15 ribu, Rp 30 ribu dan lain-lain. Untuk yang paket besar harganya bisa mencapai ratusan ribu. Contoh untuk pilihan harga Rp 15 ribu, paket internetnya sudah termasuk kuota 3GB yang pengunanya juga menjadi dua bagian satu sebagai kuota utama dan dua sebagai kuota malam. Namun kuota tersebut berlaku hanya 15 hari saja. sedang kan kuota
Rp 30K” sudah mendapa total kuota 5GB yang di bagi menjadi dua sebagai kuota utama dan dua sebagai kuota malam hari.
Murah dan mudahnya pembelian paket internet ini dirasakan remaja bernama Regita Putri (18thn), siswi MAN 2 Palembang. Ia mengatakan sekarang sangat mudah untuk mendapatkan kuota internet dengan membeli voucher sudah bisa diubah menjadi paket data, harga nyapun sangat terjangkau di kalangan remaja. “Dengan membeli voucher Rp 15K” saja saya sudah bisa buka internet sepuas nya seperti. WA, Facebook, Youtube, Instagram, dan lain sebagainya,” kata Regita.
Dengan adanya kuota internet saya bisa browsing tugas sekolah atau mencari informasi lainnya. Dalam waktu satu bulan saya bisa menghabiskan uang
Rp 100 ribu untuk membeli kuota internet ( voucher), itu pun kadang masih kurang. “Kalau tidak ada kuota internet rasanya nggak enak aja soalnya saya sudah terbiasa setiap hari selalu buka sosialmedia, kalau tidak ada kuota males mau buka HP,” ujarnya.
Fenomena ini tentu menjadi persoalan sendiri, sesuai kebutuhan zaman. Tapi hal-hal yang menyangkut etika hidup bermasyarakat tetap harus dijalankan. “Boleh, menganggarkan kebutuhan anak termasuk membeli kuota internet. Tapi ajarkan juga kepada mereka untuk terbiasa menyisihkan pendapatan untuk kehidupan bermasyarakat. Misal bersedekah, membantu orang. Kuota Rp 100 ribu bisa kok, mestinya bersedekah membantu tetangga, berbuat baik, juga harus dibiasakan, jadi seimbang,” kata Ustad Sukardi, SThI, fasilitator Paham Qurani saat dimintai tanggapannya. (*)
Kiriman Tulisan : Leni Rusmita/Novi Amanah