H.Zainal Arifin, Mu’azin Tertua Masjid Agung Palembang Dan Satu-Satunya yang Tunanetra

AsSajidin.com – Usianya kini sudah menginjak 63 tahun, namun suaranya masih melengking tinggi, jernih dan panjang. Bahkan dia tercatat sebagai mu’azin paling tua di Masjid Agung Palembang. Dan Masya Allah, bapak ini tercatat pula sebagai satu-satunya tukang azan tuna netra di masjid terbesar di ibukota Provinsi Sumatera Selatan ini. Dia adalah H.Zainal Arifin.
Tak banyak orang memiliki suara yang tidak berubah di usia seperti Nabi Muhammad SAW ini. H.Zainal Arifin termasuk yang dikaruniani Allah SWT suara emas. Di Masjid Agung, bapak dari seorang gadis ini, sesuai jadwal melantunkan azan setiap hari Senin untuk sholat Zuhur dan Ashar. Suara dan lagu azannya sangat khas sebagaimana kebiasaan orang-orang lama di kota Palembang ini. Lagunya memang tidak berubah. “Saya ini pakai lagu lamo tu lah, idak seperti budak-budak mudo sekarang ini, lagunya macam-macam,” ujar suami Hj.Permata Indah ini.
H.Zainal Arifin memang sudah lama berkhitmat di masjid tertua di kota Palembang ini. Teman-teman qori dan muazin yang seangkatan dengan dia, memang sudah banyak yang mendahuluinya menghadap Allah SWT. “Kalu la 30 tahun,” ujar muazin yang sudah menunaikan ibadah haji tahun 2016 ini.
Bapak asal Ogan Ilir ini, selain azan dia juga mampu melantunkan ayat-ayat suci alquran alias qori. Sebagai seorang tuan netra, H. Zainal Arifin hafal surah-surah alquran yang bisa ia lantunkan dengan fasih dan berbagai qiroat.
Dalam menunaikan tugasnya di Masjid Agung dari kediamannya di Kawasan Sekip Bendung, H. Zainal Arifin ditemani isterinya, Hj.Permata Indah. Naik turun angkot. Termasuk ketika suami isteri ini menunnaikan ibadah haji dua tahun lalu.
Muazin senior ini sangat sayang dengan isterinya. Ketika Walikota Palembang H.Eddy Santana Putra memberikan hadiah haji kepadanya, dia mengatakan kepada orang nomor satu di kota Palembang tersebut, bahwa dia tidak bisa berangkat tahun ini juga dan tidak sendirian.
“Aku akan berangkat bersama isteri,” ujarnya. Maka ketika hal itu dikabarkan kepada isterinya, ternyata selama ini pendamping setianya ini, diam-diam telah mengumpulkan uang untuk berangkat haji. Maka ketika waktu tunggu sudah tiba, maka, “kami berdua dapat naik haji Bersama-sama, alhamdulillah”. H. Zainal Arifin mengemukakan selama pengurus Masjid Agung masih mempercayainya sebagai mua’zin, dan diberikan kesehatan, maka dirinya tetap akan memegang amanah itu. [*]
Editor : Aspani Yasland