NASIONAL

Berbekal Tamat 1 Juz Quran, Hazka Terbang Bersama Lion Air JT610

AsSAJIDIN.COM — Tri Haska Hafidzi. Dia merupakan satu dari 21 pegawai Kementerian Keuangan yang menumpang Lion Air JT610. Pria ini memang saban pekan bolak-balik Jakarta-Pangkalpinang.

Seperti pekan yang sudah-sudah, Senin pagi itu, 29 Oktober 2018, Haska hendak berangkat kerja ke Pangkalpinang. Saban akhir pekan dia memang pulang ke Jakarta karena istri dan dua anaknya memang tinggal di ibukota.

Pagi itu, Haska tercatat menjadi satu dari tujuh pegawai KPP Pratama Pangkalpinang yang menumpang Lion Ait JT610. Ponselnya terakhir terlihat aktif pada pukul 05.56 WIB.

Sebelum penerbangan itu, Haska sempat setor khataman membaca Alquran di grup WhatsApp “ DJP Bertilawah P2humas”. Grup dibentuk saat gerakan “ Pajak Bertilawah” yang diluncurkan tahun lalu.

Grup itu diikuti pegawai Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak yang berkomitmen menyelesaikan membaca Alquran “ One Week One Juz”. Haska jadi salah satu anggora grup percakapan itu.

Saat-saat terakhir Haska dituliskan oleh salah satu pegawai Kementerian Keuangan, Riza Almanfaluthi. Berikut ini penuturan Riza tentang saat-saat terakhir Haska, sebagaimana kami kutip dari blog pribadinya

Tri Haska Hafidzi menyentuh layar telepon genggam dengan ujung jari jempolnya. Ia baru saja melaporkan kewajibannya pada pukul 05.46 pagi. Entah di ruang tunggu terminal Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng atau di dalam kabin pesawat Lion Air JT-610, ia memberi tanda centang hijau pada daftar yang tersedia.

Ini berarti sebagai anggota grup Whatsapp “DJP Bertilawah P2humas”, Haska sudah menyelesaikan tugasnya membaca Alquran satu juz dalam sepekan.

Grup ini merupakan kumpulan pegawai Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2humas), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berkomitmen untuk menyelesaikan membaca Alquran “One Week One Juz” sejak 2017. Dibentuk saat gerakan “Pajak Bertilawah” pertama kali diluncurkan tahun lalu.

Haska terakhir terlihat online pada 05.56. Haska menjadi salah satu dari 189 penumpang Lion Air JT-610 jurusan Jakarta-Pangkalpinang yang take-off pada 06.20 dan jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 06.31 (Senin, 29 Oktober 2018).

Seperti biasa setiap Senin Subuh, Haska menjalani ritual mingguannya. Jumat malam pulang ke Jakarta karena istri dan dua orang anaknya tinggal di sana. Minggu malam atau Senin pagi ia terbang lagi menuju Pangkalpinang sebagai Pemeriksa Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (Pratama) Pangkalpinang.

Lihat Juga :  Peran Besar Hukum Islam dalam Hukum Positif di Indonesia

Di hari itu, Haska tercatat menjadi satu dari tujuh pegawai KPP Pratama Pangkalpinang yang memiliki jadwal sama untuk terbang, selain lima pegawai lainnya dari KPP Pratama Bangka.

Secara keseluruhan DJP kehilangan dua belas pegawai terbaiknya. Apabila digabung dengan jumlah korban dari unit eselon satu lainnya di Kementerian Keuangan maka total ada 20 korban jiwa.

Sebelum dipromosi ke Pangkalpinang pada Juli 2017, Haska menjadi pelaksana di Direktorat P2humas DJP. “Terlalu banyak hal baik tentang Haska untuk diceritakan,” kata Septiana Asti Buana Pratiwi. Septi adalah teman Haska di Subdirektorat Penyuluhan Perpajakan Direktorat P2humas. Septi ikut dipromosi di periode yang sama dengan Haska.

Menurut Septi, teman-teman di Direktorat P2humas yang mengenalnya juga sepakat kalau Haska adalah pribadi yang ringan tangan, kreatif, dan pembelajar yang baik. “Ada hal-hal unik yang membuat dia seperti menjadi sosok yang polos sekali dan clueless. Ia selalu membuat kami tertawa,” kenang Septi.

“Semenjak diangkat jadi pemeriksa pajak, kami masih tergabung di grup Pemeriksa Pajak seangkatan. Seringkali hal-hal yang diposting Haska di grup adalah banyolan ataupun cerita-cerita absurd,” ujar Septi.
Tetapi ada yang berbeda minggu kemarin, cerita Septi, tepatnya pada 24 Oktober 2018. Haska membuka bahasan di grup untuk mengajak belajar Apiseta. Aplikasi yang memudahkan pemeriksa dalam menyusun kertas kerja pemeriksaan.

Haska mengajarkan tutorial langkah demi langkahnya kepada anggota grup. Bahkan Haska sampai mengundang Yusni, inisiator aplikasi ini, ke dalam grup mereka untuk ikut membantu. “Grup yang biasanya penuh guyonan receh hari itu, jadi penuh diskusi bernas,” kata Septi.

Septi mengingat kalimat Haska yang terngiang sampai saat ini ketika Haska memperkenalkan Yusni di grup percakapan itu, “Pak Yusni, mungkin sedikit Pak yang aktif malam ini, tapi insyaallah akan bermanfaat buat yang lain karena jejak diskusinya akan selalu tertinggal di grup ini.”

Bagi Septi, kebaikan-kebaikan Haska akan selalu meninggalkan jejak tertinggal untuk mereka, anggota grup pemeriksa pajak. Septi mendoakan semoga ilmu bermanfaat yang dibagikan Haska akan menjadi penambah pahala yang terus mengalir baginya.

Purnama Luki Cidayanti berpendapat yang sama tentang Haska. Menurut Luki, Haska adalah orang yang mudah bergaul, beradaptasi dengan cepat di tempat baru, pintar, dan kreatif. “Haska adalah seorang pembelajar cepat. Semua hal baru bisa dipelajarinya tanpa ada kesulitan,” ujar Luki.

Lihat Juga :  Pintar, Penurut dan Miliki Sederet Prestasi, Cerita Ibu Almarhum Albar Mahdi Santri Ponpes Gontor I Ponorogo yang Meninggal Diduga Dianiaya

Tentang kekreatifannya ini Haska memang tergabung dalam sebuah grup percakapan bernama Grup Otak Kanan DJP. Grup ini mengumpulkan pegawai-pegawai DJP dari seluruh nusantara yang mampu berkreasi dan memproduksi konten-konten kehumasan DJP seperti infografis, foto, dan video.

Di mata Luki, Haska seorang yang memiliki wawasan luas. Hal ini terlihat dengan kecintaannya membaca dan mempelajari sesuatu, entah dari buku, video, artikel di koran, atau di situs web. “Membaca statusnya di media sosial atau melihat foto-foto yang diambilnya selalu penuh makna,” kata Luki.

Pernah suatu saat Luki mendatangi meja Haska. Di sana, Luki melihat buku puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Hujan Bulan Juni”. “Bahkan menurutku, Haska adalah seorang yang puitis dan berjiwa seni,” tambah Luki.

Haska tak segan-segan membagi ilmu dan bermacam-macam hal kepada teman-temannya. Jika ia diajak diskusi atau ditanya tentang sesuatu, Haska akan memberi lebih.

“Ketika aku tanya sesuatu tentang cara mengerjakan suatu pekerjaan, dengan senang hati Haska langsung mengajariku. Ia memberi materi dengan membagi link-link terkait atau video-video tutorial yang dapat membantuku,” kenang Luki.

Waktu ada pengumuman promosi sebagai fungsional pemeriksa pajak di Pangkalpinang, Haska sempat bilang, “Alhamdulillah ya Mbak aku di Pangkalpinang, tak jauh dari Jakarta. Aku bisa pulang tiap minggu menengok anak-anak. Tiket pesawat juga murah.”

Air mata Luki menetes ketika mendengar kabar kecelakaan pesawat itu. Luki yang sekarang menjadi Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal, KPP Pratama Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, bisa ikut merasakan bagaimana perjuangan Haska yang rela terpisah dengan keluarga karena suatu pekerjaan.

Haska menjadi bagian dari ribuan pegawai DJP yang bertugas di tempat jauh. Mereka menyemai, memelihara, memupuk rindu, dan memanennya pada saat mereka kembali kepada keluarga.

“Hanya doa yang bisa kupanjatkan untukmu, Haska. Semoga segala amalanmu diterima Allah dan engkau diberikan tempat yang terbaik disisi-Nya,” pungkas Luki.

Allah akan menerima amalannya, insyaallah. Seperti amalan bacaan Alquran satu juz Haska yang sempat dilaporkan kepada teman-teman satu grupnya.

Kami menjadi saksimu, wahai orang baik.

***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
30 Oktober 2018

(*/Sumber: dream.co.id/Blog Riza Almanfaluthi)

Back to top button