Ada Jam yang Bisa Pantau Kesehatan Jemaah Haji, Begini Cara Kerja dan Manfaatnya

JAKARTA, asSAJIDIN.COM — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bulan April lalu, meluncurkan Jam Kesehatan Haji Indonesia di Indonesia. Jam yang diberi nama SHL HI Watch ini merupakan aplikasi yang dapat memantau keberadaan posisi penggunanya melalui GPS dan juga bisa mencatat kondisi kesehatan jamaah.
Jam ini menjadi alat pembinaan meningkatan daya tahan tubuh untuk mencapai istitha’ah badaniyah, dan juga sebagai pengukur detak jantung, yang bekerja memberikan peringatan dini dari penggunanya.
Lukman Hakim menuturkan, melalui jam tersebut nantinya akan bisa diperoleh berbagai catatan medis kesehatan jamaah haji atau umrah. Karena itu, saat akan melakukan konsultasi, dokter juga dapat dengan mudah mengidentifikasi kesehatan jamaah.
“Sehingga memudahkan yang bersangkutan ketika mau konsultasi atau harus mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter dan perawat,” kata Lukman.
Jam ini dibuat oleh Direktur Direktur Utama Rumah Sakit Haji, Syarief Hasan Lutfie (SHL). Karena itu, jam ini diberi nama sesuai dengan namanya, yaitu SHL HI Watch. Syarief mengatakan, Rumah Sakit Haji tentu harus mempunyai keunggulan dalam pelayanan kesehatan haji, sehingga pihajnya membuat fasilitas dengan inovasi-inovasi program pelayanan terpadu haji dan umrah.
Menurut dia, pihaknya sudah mengeluarkan berbagai macam produk haji berdasarkan hasil riset, seperti sandal haji, korset haji dan jam digital yang baru dilucurkan tersebut. “Kalau yang jam haji itu juga bisa mendeteksi tingkat kecapekan seseorang. Sebelum capek, dia sudah ada tanda atau warning untuk tidak meneruskan kegiatannya,” jelasnya.
Menurut dia, jam ini sudah menjadi hak paten dari hasil penelitian yang dilakukannya, sehingga dari penelitian itu lalu dimasukkan dalam kemasan digital. Penjualan jam ini untuk sementara hanya dilakukan di RS Haji Jakarta sebagai distributor satu-satunya. Jam ini dijual dengan harga Rp 750 ribu belum termasuk pajak.
Namun, tambah dia, jam digital ini ke depannya tidak menutup kemungkinan akan menjadi suatu kebijakan di Kemenag. Diharapkan calon jamaah yang akan berangkat ke depannya bisa diberikan jam kesehatan ini. “Tadi Pak Mentri mengatakan bahwa insyaAllah tahun depan kalau itu sudah siap bisa diharapkan jadi suatu kebijakan. Pengadaan terhadap jamaah. Kita minta doanya,” ujarnya.(*/sumber: republika.co.id)