LENTERA

Bila Istri Keras Kepala, Apa yang Harus Suami dan Istri Perbuat?

AsSAJIDIN.COM —  Assalamualaikum Wr Wb ustad, langsung pertanyaan ya ustad, saya baru berumah tangga 5 bulan, sebelumnya kami pun udah lama kenal dan tau sifat masing2, setelah berumah tangga, istri ku selalu keras kepala kepda aku ustad, aku pun sudah sering ingatin dia bahwa tidak boleh begitu, dosa, tapi dia selalu ada jawaban yg seolah2 dia udah paham, tak perlu di ajarin, aku pun koreksi diri kok ustad, Insyaallah tggung jwab aku aku penuhin ustad, yg aku tanyakan, pantas kah seorang istri berprilaku begitu ke suaminya? dosa seperti apakah bagi istri? mhon maaf ustad, sekilas sperti pertanyaan yg tdk penting ustad, tpi aku tdk tau hrus brtanya kmna lagi ustad, supya bisa aku perlihatkan ke istri pertanyaan ini ustad, terima kasih ustad, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

 

Dijawab oleh Ustadz Mukhsin Suaidi,Lc M.E.I dikutip dari  salamdakwah.com

Nasehat kami kepada para suami: Apabila seorang suami melihat bahwa istri salah maka telitilah dengan sungguh-sungguh lillahi ta’ala (bukan kepentingan pribadi) apakah memang benar istri salah. Apabila memang istri salah maka sampaikan nasehat dengan bahasa, moment dan waktu yang tepat. Semoga saja Allah ta’ala membuka hatinya untuk menerima nasehat. Jangan lupa untuk mendoakan diri dan istri supaya mudah menerima kebaikan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Bertakwalah kepada Allah dalam perihal wanita. Karena sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanat Allah dan dihalalkan atas kalian kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Maka hak mereka atas kalian adalah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan cara yang patut.” HR. Abu Daud no.1905;Ibnu Majah no.3074 dan yang lainnya

Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia mengatakan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‘Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia tidak menyukai satu akhlak darinya, maka ia menyukai yang lainnya.’HR. Muslim no. 1469 an yang lainnya

? Nasehat kami kepada para istri: Seorang istri bila dia salah seharusnya taat kepada suaminya bila diberi masukan dan nasehat. Cobalah untuk koreksi diri dengan ikhlas ketika mendengar masukan, bisa jadi memang istri telah melakukan kesalahan. orang yang rujuk dari kesalahan lillahi ta’ala bukanlah orang yang hina dan rendah. Masukan yang positif akan memajukan seseorang. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa maju dengan pemikiran sendiri, dia akan maju dengan saran dan masukan pihak lain.

Lihat Juga :  Yuk.. Bantu Sembuhkan Eni Hartatik, Anak Petani Miskin

Setelah introspeksi diri yang didasari keikhlasan ternyata pandangan suami yang salah ketika memberikan masukan dan nasehat maka berikanlah keterangan kepadanya dengan cara yang bijak dan tidak menyinggung perasannya mengingat begitu besarnya hak suami atas istri.

Berikut ini sebagian dalil dari al-Qur’an dan Sunnah yang menunjukkan disyariatkannya seorang istri berbakti dan taat kepada suaminya:

1. Firman Allah ta’ala di surat al-Baqarah:228

Akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.

2. Firman Allah ta’ala di surat an-NIsa’:34

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

3. Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

Demi jiwa Muhammad yang ada di Tangan-Nya. Seorang istri belum menunaikan hak Rabbnya, sebelum dia menunaikan hak suaminya. Seandainya suami meminta pelayanan dirinya dalam kondisi dia di dapur, maka dia (tidak diperkenankan) untuk menolaknya.” (HR. Ibnu Majah, 1853 dan dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, 1938)

4. Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” HR. Ibnu Hibban 9/471 no.4163 dan ath-Thabrani 5/34 no.4598 dan yang lainnya; dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Adab az-Zafaf 286

5. Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

Lihat Juga :  Tanda Baligh pada Lelaki dan Perempuan

Jikalau saya boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya. HR. Abu Daud no.2140 dan Tirmidzi no.1159 dan Ibnu Majah no.1853. Albani mengatakan hadits ini hasan Shahih

6. Sabda Nabi shallallahu

Dari Al Hushain bin Mihshan bahwa bibinya pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya kepadanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” ia menjawab, “Ya.” Beliau bertanya lagi: “Bagaimana engkau baginya?” ia menjawab, “Saya tidak pernah mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.” Beliau bersabda: “Perhatikanlah, akan posisimu terhadapnya.

Sesungguhnya suamimu adalah yang menentukan surga dan nerakamu (dengan kerodhaannya terhadapmu atau ketidak sukaannya terhadapmu.pent). HR. Ahmad 31/341 no.19003. Dishahihkan oleh al-Albani di Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 6/220 no.2612
7. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:

“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al-Mu’jam Ausath 1743 an al-Mu’jam Ash Shaghir 118)

Namun perlu dicatat bahwa ketaatan istri hanya sebatas apa yang tidak melanggar syariat. Apabila suami memerintahkan istri untuk melanggar syariat maka istri harus menolaknya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya ketaatan hanya pada perkara yang baik. HR. Bukhari. No 7145 dan Muslim no.1840

Diskusi dalam rumah tangga harus didasari keikhlasan lillahi ta’ala dan bukan untuk mencari siapa yang menang dalam diskusi. Harga diri seseorang sebenarnya tidak jatuh ketika dia rujuk dari kesalahan. Semoga Allah ta’ala memberikan kehidupan yang dipenuhi sakinah , mawaddah dan rohmah dalam kelurga anda.  Wallahu ta’ala a’lam. (*)

Back to top button