Uncategorized

13 Gejala Seseorang Telah Jadi Budak Dunia, No 4 dan 8 Sangat Sering Terjadi

 

AsSAJIDIN.COM –Astaghfirullaahal’adzim, coba cek 13 poin berikut ini deh, apakah gejalanya kita alami juga? Pasalnya, semakin banyak gejala yang kita alami, maka kemungkinan kita telah menjadi hamba dunia makin besar.

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278)

1. Kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya

Padahal seharusnya kita tidak mengagumi hal-hal yang bersifat kemewahan seperti ini.

Dari Qotadah, dari Muthorrif, dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat 1 surah At Takatsur (sungguh berbangga-bangga telah melalaikan kalian dari ketaatan), lantas beliau bersabda:
“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?” (HR. Muslim no. 2958)

2. Tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil

“Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.” (HR. Bukhari)

Lihat Juga :  Mencari Akhirat Teguhkan, Tapi Jangan Lupa Menggapai Dunia

3. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak mengingatkan pada Allah dan amalan shalih

“Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman.” (HR. Tirmidzi)

4. Menilai orang lain hanya dari status sosialnya saja

Apa jabatanmu, berapa banyak saldo tabunganmu, ketika kita hanya menilai orang lain dari status sosial berupa jabatan dan harta yang dimilikinya, sangat mungkin kita telah menjadi hamba dunia karena tanpa disadari cara kita memandang orang lain bisa mencerminkan seperti apa diri kita.

5. Melalui hari ini tanpa sedikitpun memikirkan tentang kematian
Apakah kita menganggap kematian masih sangat jauh? Setiap hari tak pernah terpikir bahwa kematian bisa saja datang sebentar lagi? Waspadalah… mungkin hal itu disebabkan kecintaan kita pada dunia.

6. Sangat memperhatikan tampilan luaran diri sendiri dalam artian ingin terlihat berkelas

Harus pakai pakaian terbaik, mahal, branded, agar dipandang orang lain. Sangat takut kalau dianggap miskin atau dibully karena penampilan yang buruk.

Padahal justru Rasulullah shalallaahu ‘alaihissalam hidup dengan tampilan sederhana dan menginginkan dirinya jadi bagian orang-orang miskin.

7. Mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa karena ingin segera melanjutkan pekerjaan

Pernah tergesa-gesa melakukan shalat? Tanpa thuma’ninah sama sekali. Seperti ayam mematuk. Astaghfirullaah… apa sebenarnya yang kita kejar dari dunia ini? Sedangkan amalan yang pertama kali dihisab adalah shalat.

Lihat Juga :  Perbuatan Baik dan Jahat Itu Untuk Dirimu Sendiri, Pilihan yang Harus Dipertanggungjawabkan

8. Sangat menumpukan perhatian pada harta benda yang sangat ingin dimiliki

Ingin punya rumah, mobil, furniture bagus, tiap hari selalu merencanakan strategi untuk punya banyak uang dan memiliki semua impian itu.

9. Melewati hari tanpa membaca ayat quran sedikit pun

Jangankan membaca 1 lembar, 1 ayat quran pun tidak nafsu dibaca. Sedangkan novel yang berjilid jilid sudah khatam kita baca berulang kali. Astaghfirullah.

10. Melewati hari tanpa ingat untuk berdzikir atau beristighfar sama sekali

Berdzikir, bertasbih, bertahmid, bersholawat dan beristighfar harusnya menjadi ‘makanan’ ruh kita, betapa kering ruh kita jika hari yang dilewati sama sekali tak tersentuh dzikir.

11. Selalu merasa bersaing dengan orang lain dalam urusan harta dan dunia

Tidak ingin kalah populer, tidak ingin kalah banyak harta yang dimiliki, tidak ingin kalah cantik dan urusan duniawi lainnya.

12. Menunda nunda untuk beramal shalih

“Saya baru akan bersedekah kalau sudah punya mobil. Saya akan menyantuni anak yatim piatu kalau sudah punya rumah. Saya akan belajar agama kalau sudah passive income di bisnis saat ini.”

Beramal shalih sekarang juga, jangan menunda nunda dengan persyaratan yang belum tentu akan terjadi.

13. Tidak berhenti berbuat maksiat dan selalu menunda bertaubat

“Aah… saya masih muda, wajar kalau masih ingin pacaran, coba minum minuman khamr, yang lainnya juga begitu. Nanti kalau sudah usia 50 an saya baru bertaubat.”

Padahal belum tentu umur kita panjang. Iringilah perbuatan maksiat dengan taubat, semoga Allah mengampuni kesalahan kita.(*/sumber: ummi-online.com)

Back to top button