Subhanallah!! Kisah Kesabaran Muslimah Membesarkan Tiga Anak Tuna Netra, Rindu Surga-Nya
AsSAJIDIN.COM — Sabar merupakan istilah dari bahasa arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “ Shabara” yang membentuk infinif ( masdar) menjadi “Shabran”.
Secara bahasa sabar memiliki arti menahan atau mencegah. Dalam QS : Al- Kahfi (28) Allah SWT berfirman yang terjemahanya , “ Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkanperhiasan kehidupan dunia ini.
Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewati batas.
Sabar adalah makanannya dalam sehari-hari, begitulah Muslimah, seorang ibu muda yang dikaruniai Allah SWT dengan tiga orang anak mengidap tunanetra.
Baginya, kesabarannya itu akan membawanya menuju surganya Allah SWT. Yang pasti, tetap tegar, sabar dan terus menuntun ketiga buah hatinya tersebut untuk selalu menjadi hafidz. Itu lah cita-cita utamanya.
“ Saya ingin nantinya mereka mampu menjadi penerang alam kubur Saya dan suami. Saya ingin diluar batas kemampuan mereka, dia mempunyai kelebihan untuk menghafal Qur’an. Dan Alhamdulillah, sampai saat ini mereka bertiga sangat giat untuk belajar.
Jujur Saya bangga sekali, memiliki anak-anak seperti mereka. Selain mereka memiliki pribadi yang kuat, mereka juga tidak minder bergaul bersama rekan-rekan sepermainannya,” Alhamdulillah, itu saja sudah cukup bagi kami. Ketegaran mereka adalah kunci sabar kami sebagai orang tua,” ungkap Muslimah seperti di kutip AsSajidin dari Hidayatullah.com.
Harus diakui memiliki tiga orang anak tunanetra bukan perkara mudah untuk mengarahkan dan membimbing mereka, lanjut Muslimah. Kita harus lebih awas dan memperhatikan mereka. Ini belum menyangkut perkataan miring dariorang diluar sana. Akan te tapi secara pribadi Saya tidak pernah mempersoalkanya. Bagaimana pun kondisi mereka itu adalah anugerah terbaik dari sisi Allah SWT untuk kami sekeluarga
“ Itu kan hanya sebatas pandangan manusia untuk menilai kekuranganya. Spirit inilah yang membuat kami kuat serta ikhlas menjalani semua ujian ini. yakin, bahwa Allah hanya memandang ketakwaan seseorang, bukan karena fisiknya. Kami menyimpulkan demikian, karena bukan mustahil, dengan diberi pengelihatan, anak-anak bisa terjerumus ke pergaulan bebas seperti saat ini yang begitu masif. Na’udzubillah min dzalik. Tapi dengan kondisi seperti ini, Insya Allah mereka terjauhkan. Dan yang terpenting bagi kami, mereka sudah pandai menghafal qur’an. Jadi Saya rasa, tidak salah jika kami merindukan surga-Nya Allah lewat mereka,” pintanya. (*)
Penulis: Jemmy Saputera