Makna Sepotong Kayu
Oleh: Emil Rosmali
Pemimpin Umum AsSAJIDIN.com
Pada masa Kerasulan Nabi Isa, dikenal seorang sahabat yang cukup alim. Sahabat ini, pendiam dan penuh kesabaran dalam menjalankan perintah Allah dan Rasulnya. Namun, belakangan kematiannya, menjadi perbincangan bukan hanya dilingkungan masyarakat tetapi kabar itu sampai ke Nabi Isa AS.
Apa gerangan yang membuat masyarakat menjadi gaduh? Soalnya, sudah 50 tahun ia meninggal, belum juga sampai ke surga. Sahabat alim itu, masih terkatung-katung diantara rimba belantara yang jauh dari Surga.
Nabi Isa, adalah seorang Rasul yang bisa menghidupkan orang yang mati. Maka Isa pun bertanya kepada si Alim yang kini terlunta-lunta di alam baqa. Nabi Isa bertanya, “Mengapa engkau wahai sahabat belum juga masuk ke dalam Surga.” Di jawab sahabat Alim itu, “ Wahai Nabi Allah, saya hanya mengambil ranting kayu untuk membersihkan makanan pada gigi saya dahu ketika saya masih hidup.”
Maka orang-orang di kampong itupun mencari pemilik pohon kayu yang rantingnya dimbil oleh sahabat Ali mini. Tak berapa lama ditemukanlah pemilik pohon itu, lalu kemudian sahabat Alim memohon keridhoan ranting kayu yang pernah diambil tersebut.
Keridhoan pemilik kayu pun, melempangkan jalan bagi sahabat Alim untuk menuju jalan sirothol mustaqim, hingga ia masuk ke dalam surge jannatunna’im.
Hanya seranting kayu pembersih gigi (tusuk gigi) saja bisa membuat seorang Alim tarhambat masuk ke dalam surge jannah. Tentu menjadikan ikhtibar bagi keta umat sekrang untuk tidak sampai lupa meminta izin atas barang yang terlanjur diambil dan mengingatkan kita pula agar jangan mengambil barang sembarangan. Walahu’alam.(*)