Uncategorized

Cara Sederhana yang Bisa Dilakukan untuk Cegah Difteri

AsSAJIDIN.COm — Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) mengatakan setiap orang bisa melakukan upaya perlindungan diri dari penularan difteri.

“Supaya bakteri difteri nggak masuk saat berada di ruang publik bisa memakai masker mulut,” katanya kepada NU Online di ruang kerjanya Lantai 7 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).

Pria kelahiran Malang Jawa Timur itu menambahkan penularan difteri bisa melalui air ludah atau cipratan bersin dan batuk dari seseorang yang sudah mengalaminya.

“(Orang bisa tertular difteri) dari orang lain yang sudah terkena difteri lewat batuk. Seseorang bisa terpapar jika daya tahan tubuhnya lemah, karena sifat bakterinya mudah menyebar,” kata dia.

Selain itu, penularan difteri juga mudah terjadi melalui luka pada bagian tubuh yang terbuka, misalnya tangan. Jika terjadi kontak langsung dengan tangan orang yang mengidap difteri, sangat mungkin seseorang tertular difteri.

Lihat Juga :  RSI ArRasyid Terapkan Prosedur Pencegahan Covid-19 Terhadap Layanan Pasien

“Di pegangan bus umum bisa terpapar kalau daya tahan tubuh kurang bagus,” ujar Hisyam.

Seseorang yang memiliki gejala terkena difteri sebaiknya segera dilakukan pengecekan. Dan bila seseorang dinyatakan positif terkena difteri harus segera diisolasi agar tidak menular kepada yang lain.

Berdasarkan info Kementerian Kesehatan, Hisyam menyebutkan terdapat 20 provinsi ditemukannya penderita difteri. Kejadian ini dianggap luar biasa karena sebelumnya dikatakan Indonesia bebas difteri.

“Sifatnya di kabupaten dan kota tertentu. Tetapi tidak semua warga di satu provinsi terkena secara sporadik. Kejadian awalnya ada di Jawa Timur. Lalu laporan makin banyak masuk,” papar pria yang juga aktif di Teknical Working Group TBC di Kementerian Kesehatan.

Lihat Juga :  Gelisah, Was-was dan Hati tak Tenang? Simak 8 Cara ini untuk Mengatasinya Berdasarkan Alquran dan Hadist

Difteri sebenarnya bukan penyakit baru. Pencegahan difteri salah satunya melalui imunisasi dasar yag diberikan kepada balita. Namun, informasi terkini di rumah sakit Suliyanti Suroso terdapat 33 pasien difteri. Dari jumlah itu terdapat 22 pasien anak-anak dan 11 orang dewasa. Artinya difteri juga tidak hanya menyerang anak-anak.

Diferi ditandai dengan demam, adanya selaput putih kebiruan di kerongkongan yang mengakibatkan penyempitan rongga napas. Akibat difteri proses pernapasan menjadi sulit, dan pada tahap lanjut bisa mengenai otot jantung serta berakhir pada kematian.

Di Indonesia, dengan ditemukan pasien difteri menjadikan difteri sebagai kejadian luar biasa, karena Indonesia sebelumnya disebut bebas difteri. (*/sumber: nu.or.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button