Allahu Akbar!! Jauh Sebelum Ilmuwan Bicara, Inilah 4 Fakta Kebenaran Alquran tentang Alam
AsSAJIDIN.COM — Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT memang tak bisa diragukan kebenarannya. Ada banyak fakta pendukung yang membuktikan kebenaran ayat- ayat di dalamnya.
Ada banyak fakta ilmiah dan sejarah yang ada di dalam Alquran tapi tidak diketahui orang-orang terdahulu. Fakta tersebut baru terungkap belakangan ini berdasarkan perkembangan sains kontemporer.
Air
Air sangat penting bagi semua makhluk hidup. Kita semua tahu bahwa air sangat penting bagi kehidupan tapi Alquran membuat klaim yang sangat tidak biasa.
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?(QS. Al-Anbiyaa [21]:30)
Dalam ayat ini ditunjukkan air sebagai asal muasal seluruh kehidupan. Semua makhluk hidup terbuat dari sel. Kita sekarang tahu bahwa sebagian besar sel terdiri dari air . Misalnya, 80% sitoplasma (bahan dasar sel) dari sel standar hewani yang digambarkan berasal dari air, dalam buku teks biologi, (Bruce Alberts, Essential Cell Biology).
Besi
Besi tidak alami dari bumi. Besi tidak terbentuk dari bumi tapi turun ke bumi dari luar angkasa. Fakta ini mungkin terdengar aneh tapi benar adanya. Para ilmuwan menemukan miliaran tahun lalu bumi terjebak oleh meteorit. Meteorit ini membawa besi dari bintang-bintang dengan jarak jauh yang telah meledak. (M. E. Walrath, History of the Earth’s Formation).
Maka perhatikanlah apa keterangan Alquran yang menyebut tentang asal usul besi.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hadid [57]:25)
Alquran menggunakan kata-kata ‘diturunkan’ untuk Besi. Jelas dari ayat itu bahwa Besi bukanlah bahan duniawi, namun diturunkan untuk kepentingan umat manusia. Fakta bahwa Besi turun ke bumi dari luar angkasa adalah sesuatu yang tidak dapat diketahui oleh ilmu primitif abad ke-7.
Perlindungan Langit
Langit memainkan peran penting dalam melindungi bumi. Langit melindungi bumi dari sinar matahari yang mematikan. Jika tidak ada langit maka radiasi matahari akan membunuh semua kehidupan di bumi. Ini juga berfungsi seperti selimut yang melilit bumi, untuk melindungi dari dinginnya ruang.
Suhu di atas langit kira-kira -270 oC. Jika suhu ini mencapai bumi maka planet ini akan membeku seketika.
Langit juga melindungi kehidupan di bumi dengan memanaskan permukaan melalui retensi panas (efek rumah kaca), dan mengurangi suhu ekstrem antara siang dan malam (Joseph M. Moran, Meteorology: the Atmosphere and the Science of Weather).
Jika ditinjau dari ayat Alquran, coba pertimbangkan ayat berikut.
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. ” (QS. Al-Ambiyaa [21]:32)
Pegunungan
Alquran menarik perhatian kita pada karakteristik pegunungan yang sangat penting.
“Mengapa kamu ragu-ragukan kekuasaan Kami menghidupkan semula orang-orang yang telah mati?) Bukankah Kami telah menjadikan bumi (terbentang luas) sebagai hamparan? Dan gunung-gunang sebagai pancang pasaknya? (QS. An-Naba [78]: 6-7)
Dalam ayat ini Alquran menunjukkan bahwa gunung memiliki akar yang dalam dengan menggunakan kata pasak untuk menggambarkannya. Sebenarnya pegunungan memiliki akar yang dalam, dan kata pasak adalah deskripsi yang akurat.
Sebuah buku berjudul ‘Earth’ yang diterbitkan oleh Geofisika Frank Press menjelaskan bahwa pegunungan seperti pasaknha, dan terkubur jauh di bawah permukaan bumi. Gunung Everest (digunakan sebagai gambarannya), yang memiliki tinggi kira-kira 9 km di atas permukaan tanah, memiliki akar lebih dalam dari 125 km.
Fakta bahwa pegunungan memiliki ‘pasak’ yang dalam seperti akar tidak diketahui, sampai setelah perkembangan teori lempeng tektonik pada awal abad ke-20. (M. Grant Gross, Oceanography: A View of Earth). (*/sumber: okezone.com)