HAJI & UMROHMOZAIK ISLAMUncategorized

Jangan Bangga dengang Gelar Haji, tapi Banggalah Bila Meraih ini dari Allah

AsSAJIDIN.Com – Menunaikan ibadah haji membutuhkan perjuangan yang sangat besar. Selain butuh uang banyak, antrean untuk bisa ke Tanah Suci cukup panjang.

Meski begitu, antusiasme masyarakat untuk mengobati kerinduan melihat Kabah sangat tinggi. Mereka pun ikhlas mengumpulkan uang sedikit demi sedikit hingga bisa untuk ongkos pergi haji.

Namun demikian, ada sebagian dari saudara kita yang ternyata punya motivasi lain dalam menunaikan ibadah haji. Salah satunya, agar dipanggil Pak Haji atau Bu Haji.

Lantas, bagaimana menyikapi hal ini?

Dikutip dari laman Rumaysho, tujuan utama melaksanakan haji adalah kemabruran. Haji sendiri termasuk dalam amalan jihad. Seperti tercantum dalam hadis riwayat Bukhari, dari ‘Aisyah RA. Sedangkan bila hanya mengejar gelar haji, lalu minta dihormati dan lain-lain, itu tiada artinya bila tak mencapai kemabruran haji di mata Allah SWT.

Lihat Juga :  Umat Muslim Selalu Antusias, Setiap Desa Bergantian Gelar Ceramah Agama di Desa Karang Baru Banyuasin Sumsel

Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad?“ Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Haji mabrur pun mendapat balasan yang luar biasa, yaitu surga. Seperti tertuang dalam hadis Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, ” Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.”

Sementara terkait haji mabrur, Imam An Nawawi dalam kitab Syarh Shahih Muslim memberikan penjelasan demikian.

Lihat Juga :  Ajak IRMA Makmurkan Masjid, BKPRMI Lantik Kepengurusan Periode 2021-2025

” Pendapat yang paling kuat dan yang paling terkenal, haji mabrur adalah haji yang tidak ternodai oleh dosa, diambil dari kata-kata ‘birr’ yang bermakna ketaatan. Ada juga yang berpendapat bahwa haji mabrur adalah haji yang diterima. Di antara tanda diterimanya haji seseorang adalah adanya perubahan menuju yang lebih baik setelah pulang dari pergi haji dan tidak membiasakan diri melakukan berbagai maksiat.

Ada pula yang mengatakan bahwa haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri unsur riya’. Ulama yang lain berpendapat bahwa haji mabrur adalah jika sepulang haji tidak lagi bermaksiat. Dua pendapat yang terakhir telah tercakup. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button