LENTERASEHAT

Tak Penuhi Gizi Anak Adalah Dosa Orangtua

PALEMBANG, AsSAJIDIN.Com – Direktur Eksekutif women’s Crisis Centre (WCC) Palembang Yenni Roslaini Izzi mengingatkan kaum perempuan dan ibu, bahwa tidak terpenuhinya gizi anak merupakan dosa besar orangtua. Hal ini dinyatakannya dalam Pesta Perayaan Gerakan Perempuan Akar Rumput di Hotel Amaris, Senin (30/10).

“Sebuah kewajiban orangtua untuk memenuhi gizi anaknya, terutama pada 1000 hari pertama kelahiran. Saya sudah berdiskusi dengan tokoh agama jika kewajiban ini tidak dilaksanakan bisa menjadi dosa bagi orangtua,”kata Yenni di hadapan para ibu dalam acara tersebut.

Dijelaskannya, apabila pemenuhan gizi anak kurang bisa berakibat buruk pada masa depan anak. Salah satunya menjadikan anak tumbuh dalam kondisi stanting atau berukuran tidak sesuai usia. WCC bersama NGO IMA pun tengah berupaya melakukan upaya pendataan dan terhadap masyarakat di dua kabupaten/kota di Sumsel terkait stanting. Lalu, bersama Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput Sumsel pihaknya juga meminta agar pemerintah daerah di Provinsi Sumsel di semua tingkatan untuk bertindak tegas secepatnya.

Lihat Juga :  Baca Doa Ini Biar Rumahtangga Makin Bahagia

Forum yang berasal dari Kota Palembang, Kabupaten OKI, Muaraenim, dan Banyuasin ini berharap pemerintah bisa membantu terpenuhi dan terlindunginya pemenuhan gizi, hak kesehatan seksual, dan reproduksi perempuan, khususnya perempuan pedesaan, miskin kota, dan perempuan muda. “Kami mendorong lahirnya kebijakan terutama terkait pemenuhan gizi dan HKSR perempuan,”tegas dia.

Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Feri Fahrizal menyebutkan, masalah gizi perempuan berkaitan dengan stanting anak. Hal ini juga berkaitan dengan kesiapan perempuan muda dan calon pengantin sebelum masuk masa kehamilan. Tercatat stanting di Sumsel mencapai angka 37,2%, di Indonesia sendiri masuk di peringkat 47 dari 122 negara.

Lihat Juga :  Berkah Ramadhan Bagi Para Penjual Takjil

“Jadi intervensi pemerintah dalam mendorong perbaikan ini dari perempuan muda dan calon pengantin, untuk persiapan sebelum masuk periode 1000 HK yang optimal, melalui pendekatan keluarga dan puskesmas”ujar Feri.(*)

 

Penulis: Yulia Savitri

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button