Dikukuhkan di Hadapan Jenazah Sang Ayah, Pangeran Fauzan Teteskan Air Mata
PALEMBANG, AsSAJIDIN.Com — Sudah menjadi tradisi kerajaan dan kesultanan Melayu bahwa, ketika seorang Raja atau Sultan mangkat dari jabatannya maka, yang bersangkutan pun resmi menyandang gelar Susuhunan . Yang itu berarti, akan ada pengganti dirinya untuk melanjutkan perjuangan mempertahankan nilai-nilai dan adat leluhurmya . Demikian pula yang terjadi pada Pangeran Fauzan yang menitikkan air mata sesaat dirinya resmi dikukuhkan mengganti posisi sang ayah dengan gelar Pangeran Ratu Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja (SMB IV) tepat di hadapan jenazah sang ayah Susuhan Sultan Prabu Diradja (SMB III).
Menurut Pangeran Ratu Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diradja yang di daulat menjadi Sultan Palembang Darussalam yang baru bahwa, ada satu pesan dari mendiang sang ayah khusus untuk dirinya yakni, tetap berpegang teguh pada prinsif kecintaan terhadap ajaran agama, tradisi, adat dan norma-norma kesantunan yang selama ini tetap terjaga dengan sangat baik.
“Sebelum beliau mangkat, beliau menyerahkan posisi Kesultanan ini pada saya, jujur saya merasa sangat kaget dengan kepergiannya yang begitu mendadak. Padahal, sebelum ini beliau sehat-sehat saja. Tidak mengeluh rasa sakit apa pun, ternyata itu pesan terakhir beliau untuk saya,” ujarnya.
Kepada AsSajidin, Sultan Palembang Darussalam yang baru dikukuhkan ini mengatakan, sudah menjadi kebiasaan adat para leluhurnya, ketika seorang raja resmi menyandang gelar susuhunan itu berarti putra mahkota langsung di angkat naik tahta untuk menggantikan posisinya. Meskipun berat, tapi kami keluarga dan zuriat kesultanan harus ikhlas menghantarkan kepergian beliau.
“Jujur, ini tugas berat bagi saya untuk mengemban amanah ayah. Namun Sudah menjadi kewajiban saya untuk melaksanakannya. Selain amanah yang beliau sampaikan tersebut, masih banyak tugas penting lainnya yang harus saya teruskan untuk diperjuangkan. Salah satunya, meminta Pemerintah untuk segera memberikan kembali Keraton Kesultan Palembang Darussalam yang terletak di Benteng Kuto Besak (BKB) yang saat ini di duduki oleh TNI Angkatan Darat. Itu kan dulunya adalah keratin Kesultanan yang dibangun oleh SMB II,” tegasnya.
Sementara itu, Pangeran Rasyid yang juga merupakan menantu dari Susuhunan Sultan Prabu Diradja (SMB III) mengatakan, setelah beliau wafat pun kesultanan Palembang Darussalam tidak boleh berhenti memperjuangkan nilai-nilai, adat dan norma kebudayaan yang ada di Palembang. Selain itu, sudah menjadi kewajiban bagi penerusnya untuk mempertahankan apa yang telah di capai dan memperjuangkan apa pun yang masih menjadi keinginan beliau.
“Doa kan kami keluarga bisa terus menggelorakan perjuangan beliau, dukungan dari semua zuriat dan masyarakat adalah harapan kami untuk bisa mewujudkan impian beliau yakni, menjadikan Palembang Darussalam yang benar-benar Islami. Karena kesultanan ini nafasnya adalah Islam,” tutupnya. (*)
Penulis: Jemmy Saputera