Sensasi Akulturasi Kampung Arab Al Munawar Palembang, Mampir Yukkk…
AsSAJIDIN.Com — Di Indonesia disamping dikenal adanya Pecinan, juga ada Kampung Arab. Kedua akulturasi budaya tersebut tidak terlepas dari proses Indonesiasi yang membuat adanya “melting pot” bagi para pendatang. Di setiap sudut kota besar di Indonesia selalu ada Kampung Arab. Salah satu yang menarik, adalah Kampung Arab yang ada di Kota Palembang, tepatnya di Jalan KH Azhari Kelurahan 13 Ulu, Palembang yang juga dikenal dengan nama Kampung Al Munawar dan ada juga yang di sekitar sungai Musi.
Nefri Inge dalam laman regional.liputan6.com mengulas kemenarikan Kampung Arab di Palembang ini. Kampung Arab Al Munawar Palembang asalnya dari serombongan suku Al Munawar yang menjadi cikal bakal penduduk kampung tersebut. Terdapat 75 kepala keluarga mendiami yang semuanya merupakan keluarga besar dari daerah Yaman, Arab Saudi.
Menariknya, Kampung Arab Al Munawar ini telah menjadi destinasi wisata bagi Pemerintah Kota Palembang. Banyak kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan sudut-sudut kampung yang terbilang tua, dimana hampir sebagian besar penghuninya sebagai orang keturunan Arab, namun bentuk rumahnya adalah rumah limas, atau rumah panggung khas Palembang. Sudut dan lorong kampung yang masih terbilang asli, menyuguhkan suasana klasik, sehingga menarik untuk swafoto.
Dalam laman palembang-tourism.com mengapa bentuk rumah mereka masih terbilang asli dengan rumah limas palembang. Hal tersebut dikarena, menurut mereka, mereka datang jauh-jauh ke Palembang hanya untuk menyebarkan Agama Islam. Mereka datang hanyalah membawa Kitab dan Nisan. Kitab artinya ajaran-ajaran Agama Islam yang harus di sebarkan, Nisan artinya tanda makam jika mereka meninggal di daerah rantauan. Maka, mereka tidak membangun rumah Arab di perantauan, melainkan tinggal saja seperti rumah yang sudah mereka tempati di rantau ini.
Menariknya jika diamati, rumah-rumah di Kampung Arab tersebut ada yang mengelilingi lapangan, namun ada rumah yang menghadap ke arah Sungai Musi. Biasanya rumah yang menghadap ke arah Sungai Musi, merupakan rumah orang Arab yang dipertuankan. Mereka dianggap mempunyai kedudukan khusus. Pembagian tersebut didasarkan oleh tingkat pengetahuan agama mereka. Biasanya pula, setiap rumah memiliki beberapa Kepala Keluarga. Hal tersebut dikarenakan mereka tinggal secara turun-temurun dari keluarga mereka sebelumnya.(*)